Desa Karaban, Kecamatan Gabus, yang berjarak sekitar 10 kilometer ke arah selatan dari Kota Pati, Jawa Tengah, ini memiliki banyak perajin kapuk buah randu (Ceiba petandra). Usaha pengolahan kapuk yang telah ada sebelum kemerdekaan tersebut menyerap ribuan tenaga kerja dari warga sekitarnya hingga kini.
Serat buah randu yang dipisahkan dari bonggolnya digunakan untuk pengisi kasur, guling, dan bantal. Pada era kejayaannya, kapuk dari Pati, Jepara, dan Kudus terkenal karena kualitas seratnya yang putih dan kering. Dulu dunia internasional kerap menyebutnya sebagai java kapok.
Kapuk telah mengubah wajah Desa Karaban yang miskin menjadi salah satu pemasok bahan baku kapuk terbesar di Indonesia. Hampir setiap rumah memiliki kesibukan membuat kasur atau bantal. Mereka mendirikan penyekat jaring di sekitar lahan penjemuran agar kapuk tidak terbang saat tertiup angin.
Kini, Umi Khotijah (53), pemilik pengolahan kapuk generasi kedua, harus mendatangkan buah randu dari Jawa Timur, Bali, dan Flores. ”Mencari bahan baku dari Jawa Tengah semakin sulit,” papar dia.
Wajah-wajah berkeringat dengan serat putih menempel sekujur tubuh menjadi pemandangan sehari-hari. Jari-jari tangan dengan cekatan memisahkan isi dari kulit randu.
Serat buah randu yang dipisahkan dari bonggolnya digunakan untuk pengisi kasur, guling, dan bantal. Pada era kejayaannya, kapuk dari Pati, Jepara, dan Kudus terkenal karena kualitas seratnya yang putih dan kering. Dulu dunia internasional kerap menyebutnya sebagai java kapok.
Kapuk telah mengubah wajah Desa Karaban yang miskin menjadi salah satu pemasok bahan baku kapuk terbesar di Indonesia. Hampir setiap rumah memiliki kesibukan membuat kasur atau bantal. Mereka mendirikan penyekat jaring di sekitar lahan penjemuran agar kapuk tidak terbang saat tertiup angin.
Kini, Umi Khotijah (53), pemilik pengolahan kapuk generasi kedua, harus mendatangkan buah randu dari Jawa Timur, Bali, dan Flores. ”Mencari bahan baku dari Jawa Tengah semakin sulit,” papar dia.
Wajah-wajah berkeringat dengan serat putih menempel sekujur tubuh menjadi pemandangan sehari-hari. Jari-jari tangan dengan cekatan memisahkan isi dari kulit randu.
Biji kapuk atau klenteng bulat kecil berwarna hitam akan rontok setelah dijemur. Klenteng tersebut dimanfaatkan untuk minyak pelumas. Kulit luar buah pun tak dibuang percuma, tetapi digunakan sebagai kayu bakar.
Hamparan putih bak salju ini sesekali didorong pekerja dengan sekat bambu sebelum masuk ke mesin blower. Setelah pengolahan selesai, tumpukan karung berisi berton-ton kapuk siap diedarkan. Selanjutnya, kapuk yang telah tersarungi menjadi bantal atau guling akan menemani mimpi di seluruh pelosok negeri.
Foto dan teks: P Raditya Mahendra Yasa/Kompas
Pakaian kerja |
Menuju ruang kerja |
Memproses kapuk |
Melepas dari biji |
Mandi kapuk |
Diantara timbunan kapuk |
Tenggelam dalam kapuk |
Sudah dipackage |
0 komentar:
Posting Komentar