Mungkin banyak diantara ente pade yang ngerasa diri udah pinter ngerap and gak perlu belajar apa-apa lagi dari orang yang nggak (baca: belum) dia kenal. Tapi nyatanya 90% (estimasi konservatif) dari musisi yang ngerasa dirinya oke dalam musik rap itu wack bangetts man. Jadi perlu rektifikasi en kembli ke dasar-dasar teknik nge-rap. Untuk lo pade yang ngerasa “ah gue sih udah pede”, baca terus artikel ini, siapa tau lo bisa belajar sesuatu yang baru untuk memperkaya gaya rap lo, why not?
Seperti sebelumnya, kita mulai dari awal…
Apa itu nge-Rap?
Gue nggak bakal ngulas sejarahnya soalnya itu aja nggak jelas. Ada yang bilang mulainya di Jamaica, ada yang bilang di New York, ada yang bilang di Bogor… Oke yang terakhir itu pastinya nggak. Tapi yang penting, lo mesti paham bahwa rap itu tidak lain dan tidak bukan adalah nyanyian yang nggak di “nyanyi” in tapi lebih di sebut aja, seperti ngomong biasa, alias manajemen gue suka bilang ngomel.
Di mana nyanyian itu lebih terikat sama melodi dari sebuah lagu, rap itu terikat dengan ketukan nya. Tapi semakin ke sini, musisi semakin kreatif, jadi ada juga rap yang sedikit dinyanyiin, seperti Nelly, Nate Dogg de el el.
Juga, jangan pikir rap itu dilakuin sama rapper doang. Karena, ada juga lagu-lagu populer yang di-rap sama penyanyinya, seperti lagu “Rock DJ” dari Robbie Williams, lagu-lagu Craig David yang lama seperti “Fill Me In” sama “Rewind”, dan seterusnya. Lo juga bisa mikirin sendiri lagu apa aja yang ada teknik nge-rap nya dari lagu barat dan Indonesia.